Sabtu, 11 Maret 2017

Selamat menikah ya Ukhti


Sebuah angan yang akhirnya hanya sebatas angan ,
Hari ini, adalah hari dimana aku tak pernah merasa sebahagia ini, namun juga tak pernah ku merasa sesedih ini.
Rupiah demi rupiah ku kumpulkan untuk hari itu, untuk hari dimana engkau halal bagiku.
Selama ini, sengaja aku menahan rindu sampai datangnya hari itu, tanpa pacaran namun datang untuk memberikan kepastian.
Hari itu serasa tertancap paku di jantungku, mendapat sepucuk undangan yang tertera nama mu, namun bukan dengan namaku. Ada nama lain yang aku tak pernah tahu.
Apakah ini ujian ?
Sejenak aku tertunduk pilu, harus bagaimana ini, apa yang bisa ku lakukan sekarang. Tak mungkin bagi ku untuk sengaja melamarmu, engkau telah dilamar oleh saudara seiman ku, sudah haram bagi ku untuk melamarmu.
Ingin rasanya aku meminta dalam doa, semoga semua batal tak pernah ada. Tapi apakah aku mampu, apakah aku sejahat itu. Dalam doa ku hanya ada kebaikan untuk mu, mana mungkin aku meminta hal buruk terjadi padamu.
Sungguh bingung hati ini, mau kemana lagi, kepada siapa lagi. Tak mudah bagiku untuk menemukan tambatan hati, orang yang akan menemaniku sampai maut menghampiri.
Tak pernah yang namanya "Ikhlas" menjadi seberat ini. Tapi mau apa lagi ?
Ya sudahlah.
Hari ini engkau resmi menjadi miliknya ya ukhti. Kini memikirkan dirimu saja sudah merupakan hal yang haram bagiku.
Semoga Allah berikan kebahagiaan pada mu, kelanggengan pada pernikahanmu, dan rahmat pada mu dan suamimu.
Semoga Allah pun segera mempertemukan aku dengan jodohku.